
Bagi setiap pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), menaikkan harga produk adalah salah satu keputusan paling dilematis. Di satu sisi, kenaikan biaya produksi, inflasi, dan keinginan untuk meningkatkan margin keuntungan mengharuskan adanya penyesuaian harga. Di sisi lain, ada ketakutan terbesar: kehilangan pelanggan setia yang sudah susah payah didapatkan. Kabar baiknya, menaikkan harga tanpa ditinggal

Bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), seringkali kita terjebak pada pemikiran bahwa “laba” adalah segalanya. Padahal, ada metrik lain yang jauh lebih krusial untuk kelangsungan hidup bisnis sehari-hari: cash flow atau arus kas. Banyak UMKM yang terlihat untung di atas kertas, namun bangkrut karena tidak memiliki uang tunai yang cukup untuk membayar

Bagi banyak pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pemandangan gudang yang penuh barang seringkali dianggap sebagai tanda kesuksesan. Namun, tahukah Anda bahwa tumpukan barang yang tidak terkelola dengan baik justru bisa menjadi “musuh dalam selimut” yang diam-diam membuat arus kas (cash flow) Anda macet? Ya, penjualan mungkin terlihat ramai, tetapi jika uang tunai selalu

Apa Itu Audit Internal? Secara sederhana, audit internal adalah proses evaluasi dan pemeriksaan independen terhadap operasional dan kontrol internal suatu perusahaan. Tujuannya adalah untuk memastikan semua proses bisnis berjalan efektif, efisien, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Anggap saja audit internal ini seperti “check-up” kesehatan rutin untuk bisnis Anda. Shutterstock Mengapa Audit Internal Penting untuk

Setiap pengusaha, cepat atau lambat, akan sampai pada satu persimpangan krusial: kebutuhan akan modal. Baik untuk memulai usaha, membeli peralatan baru, atau berekspansi membuka cabang, modal adalah bahan bakar yang membuat mesin bisnis terus berjalan. Bagi pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dua sumber pendanaan yang paling umum adalah menggunakan modal sendiri (tabungan pribadi)

Banyak pemilik UMKM terjebak dalam rutinitas operasional: melayani pelanggan, mengelola stok, dan mengejar penjualan. Namun, ada satu aktivitas krusial yang sering terlewatkan: melakukan check-up rutin terhadap kesehatan keuangan bisnis. Sama seperti tubuh manusia, bisnis juga bisa terlihat sehat dari luar (penjualan ramai, pelanggan banyak), tetapi sebenarnya memiliki masalah internal yang serius (arus kas minus, utang

Apakah Anda sering merasa bingung saat menentukan harga jual produk? Atau mungkin penjualan terlihat banyak, tetapi keuntungan di akhir bulan tidak sesuai harapan? Bisa jadi, Anda belum menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) dengan benar. Menetapkan harga hanya berdasarkan perkiraan adalah salah satu kesalahan fatal bagi pebisnis. Tanpa mengetahui biaya riil untuk setiap produk yang terjual,

Bagi banyak pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), ada satu pertanyaan yang seringkali sulit dijawab: “Berapa gaji yang pantas untuk saya ambil dari bisnis saya sendiri?” Akhirnya, yang terjadi adalah uang bisnis tercampur dengan uang pribadi. Keuntungan diambil sesuka hati saat ada kebutuhan, tanpa perhitungan yang jelas. Praktik ini, meskipun umum, sangat berbahaya bagi

Bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), mendapatkan suntikan dana dari investor seringkali menjadi jembatan untuk “naik kelas”. Namun, investor tidak akan memberikan modal begitu saja. Mereka butuh diyakinkan bahwa bisnis Anda memiliki potensi keuntungan yang solid dan dikelola secara profesional. Di sinilah peran proposal bisnis menjadi sangat krusial. Proposal bisnis adalah dokumen formal

Banyak pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang fokus pada penjualan harian hingga lupa merencanakan kesehatan keuangan jangka panjang. Akibatnya, arus kas sering berantakan, pengeluaran tak terkontrol, dan keuntungan yang didapat tidak jelas larinya ke mana. Jika Anda merasakan hal ini, solusinya ada pada satu kata: anggaran (budgeting). Membuat anggaran tahunan bukanlah proses rumit